twitter
rss

Kita mungkin sudah sering mendengar kata penelitian, yang merupakan terjemahan dari bahasa Inggris : Research. Bagi sebagian mahasiswa, terutama mereka yang mengambil program sarjana, penelitian merupakan kegiatan puncak dari studi. Para mahasiswa dituntut untuk mengembangkan wawasannya dengan cara melakukan pencarian atau eksplorasi untuk menemukan jawaban dari masalah yang menjadi bidang kajiannya. Untuk melakukan kegiatan tersebut ada seperangkat aturan dan langkah-langkah yang harus diikuti yang biasa sebut metode penelitian.

Bertitik tolak dari pengertian di atas, Penelitian Tindakan Kelas (PTK) merupakan suatu penelitian juga yang biasa dikerjakan oleh seorang Guru, salah satunya adalah Guru SD yang mempunyai berbagai aturan dan langkah-langkah yang harus diikuti. Penelitian Tindakan Kelas merupakan terjemahan dari
Classroom Action Research, yaitu satu Action Research yang dilakukan di kelas.

Makna Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dari
segi semantik (arti kata) Action Research diterjemahkan menjadi penelitian tindakan yang oleh Carr dan Kemmis (McNiff, 1991, p.2) didefinisikan sebagai berikut :

"Action research is a form of self-reflective enquiry undertaken by participants (Teachers, students or principals, for example) in social (including educational) situations in order to improve the rationality and justice of (1) their own social or educational pratices, (2) their understanding of these practices, and (3) the situations (and institutioans) in which the practices are carried out"
yang jika kita cermati seksama ada sejumlah ide pokok antara lain :

  1. Penelitian tindakan adalah satu bentuk inquiri atau penyelidikan yang dilakukan melalui refleksi diri.
  2. Penelitian tindakan dilakukan oleh peserta yang terlibat dalam situasi yang diteliti, seperti Guru, siswa atau Kepala sekolah.
  3. Penelitian tindakan dilakukan dalam situasi sosial, termasuk situasi pendidikan.
  4. Tujuan penelitian tindakan adalah memperbaiki : dasar pemikiran dan kepantasan dari praktik-praktik, pemahaman terhadap praktik tersbut, serta situasi atau lembaga tempat praktik tersebut dilaksanakan.
Mills (2000) mendefinisikan penelitian tindakan sebagai "systematic inquiry" yang dilakukan oleh guru, kepala sekolah, atau konselor sekolah untuk mengumpulkan informasi tentang berbagai praktik yang dilakukannya. Informasi ini digunakan untuk meningkatkan persepsi serta mengembangkan "reflective practice" yang berdampak positif dalam praktik persekolahan, termasuk memperbaiki hasil belajar siswa. Berdasarkan pengertian-pengertian tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa Penelitian Tindakan Kelas adalah penelitian yang dilakukan oleh guru, dalam kelasnya sendiri melalui refleksi diri, dengan tujuan untukmemperbaiki kinerjannya sebagai guru, sehingga hasil belajar siswa menjadi meningkat lebih baik dari sebelumnya. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) sangat bermanfaat bagi guru, pembelajaran siswa, serta bagi sekolah.
Manfaat PTK bagi guru adalah :
  1. Membantu guru memperbaiki pembelajaran.
  2. Membantu guru berkembang secara profesional.
  3. Meningkatkan rasa percaya diri seorang Guru.
  4. Memungkinkan guru secara aktif mengembangkan pengetahuan dan ketrampilan.
Manfaat PTK bagi pembelajaran siswa yaitu untuk meningkatkan proses/hasil belajar siswa, disamping guru melaksanakan PTK, guru dapat menjadi model/contoh para siswa dalam bersikap kritis terhadap hasil belajarnya.
Manfaat PTK bagi sekolah yaitu untuk membantu sekolah untuk berkembang karena adanya peningkatan/kemajuan pada diri guru dan pendidikan di sekolah tersebut.
Disamping manfaat, PTK mempunyai keterbatasan, yaitu validitasnya yang sering masih dipertanyakan, serta tidak mungkin melakukan generalisasi karena sampelnya hanya kelas dari guru yang berperan sebagai pengajar dan peneliti. PTK memerlukan berbagai kondisi agar dapat berlangsung dengan baik dan melembaga. Kondisi tersebut antara lain dukungan dari semua personil di sekolah, iklim yang terbuka yang memberikan kebebasan kepada guru untuk berinovasi, berdiskusi, berkolaborasi, dan saling percaya antara guru dan siswa.

Setelah memahami pengertian dan karakteristik PTK pada tulisan sebelumnya tentu kita akan bertanya:”Apa sebenarnya tujuan melakukan penelitian tindakan kelas?” Apabila kita mengacu pada pembahasan sebelumnya mengenai pengertian dan karakteristik PTK maka tujuan paling inti dari penelitian tindakan kelas adalah untuk peningkatan dan perbaikan praktik pembelajaran.
Menurut Mohammad Asrori (2007:13) tujuan PTK ini dapat dicapai dengan cara melakukan berbagai tindakan untuk memecahkan berbagai permasalahan pembelajaran yang selama ini dihadapi, baik yang disadari maupun yang tidak disadari. Oleh karena itu fokus utama penelitian tindakan kelas adalah terletak kepada tindakan-tindakan alternatif yang dirancang oleh guru kemudian di cobakan, dan dievaluasi untuk mengetahui efektivitas tindakan-tindakan alternatif itu dalam memecahkan masalah pembelajaran yang dihadapi oleh guru.
 Jika perbaikan dan peningkatan layanan pembelajaran dapat terwujud dengan baik berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas, menurut Suyanto (1999) ada tujuan penyerta yang juga tercapai sekaligus dalam kegiatan penelitian itu. Tujuan penyerta yang dapat dicapai adalah terjadinya proses latihan dalam jabatan oleh guru selama proses penelitian tindakan kelas dilakukan.
Dalam konteks pengalaman latihan guru ini Borg (1996) menegaskan bahwa tujuan utama penelitian tindakan adalah pengembangan keterampilan guru berdasarkan persoalan-persoalan pembelajaran yang dihadapi guru di kelasnya sendiri, dan bukannya bertujuan untuk pencapaian pengetahuan umum dalam bidang pendidikan.
Dalam konteks tujuan penelitian tindakan kelas ini ada beberapa pendapat yang penulis kutip dari bebagai sumber yaitu sebagai berikut ini: 
1.      Suhadjono (2007:61) mengatakan bahwa tujuan penelitian tindakan kelas itu adalah : 
  •  Meningkatkan mutu isi, masukan, proses, serta hasil pendidikan dan pembelajaran disekolah
  • Membantu guru dan tenaga kekependidikan lainnya mengatasai masalah pembelajaran dan pendidikan di dalam kelas.
  • Meningkatkan sikap professional pendidik dan tenaga kependidikan
  • Menumbuh-kembangkan budaya akademik dilingkungan sekolah sehingga tercipta sikap proaktif di dalam melakukan perbaikan mutu pendidikan dan pembelajaran secara berkelanjuta (sustainable)
2.    Menurut I Wayan Santyasa (2007) tujuan PTK dapat digolongkan atas dua jenis, tujuan utama dan tujuan sertaan. Tujuan-tujuan tersebut adalah sebagai berikut.
  • Tujuan utama pertama, melakukan perbaikan dan peningkatan layanan professional Guru dalam menangani proses pembelajaran. Tujuan tersebut dapat dicapai dengan melakukan refleksi untuk mendiagnosis kondisi, kemudian mencoba secara sistematis berbagai model pembelajaran alternatif yang diyakini secara teoretis dan praktis dapat memecahkan masalah pembelajaran. Dengan kata lain, guru melakukan perencanaan, melaksanakan tindakan, melakukan evaluasi, dan refleksi. 
  • Tujuan utama kedua, melakukan pengembangan keteranpilan Guru yang bertolak dari kebutuhan untuk menanggulangi berbagai persoalan aktual yang dihadapinya terkait dengan pembelajaran. Tujuan ini dilandasi oleh tiga hal penting, (1) kebutuhan pelaksanaan tumbuh dari Guru sendiri, bukan karena ditugaskan oleh kepala sekolah, (2) proses latihan terjadi secara hand-on dan mind-on, tidak dalam situasi artifisial, (3) produknyas adalah sebuah nilai, karena keilmiahan segi pelaksanaan akan didukung oleh lingkungan. 
  • Tujuan sertaan, menumbuh kembangkan budaya meneliti di kalangan Guru.
3.     Menurut Kasihani, (1999) tujuan Penelitian tindakan kelas adalah :
  • Meningkatkan dan memperbaiki praktek pembelajaran yang seharusnya dilakukan oleh guru, mengingat masyarakat kita berkembang begitu cepat. Hal ini akan berakibat terhadap meningkatnya tuntutan layanan pendidikan yang harus dilakukan oleh guru. PTK merupakan cara yang strategis bagi guru untuk meningkatkan atau memperbaiki layanan tersebut. 
  • Meningkatkan mutu pendidikan. Peningkatan atau perbaikan praktek pembelajaran di kelas hanya tujuan antara, sedangkan tujuan akhir adalah peningkatan mutu pendidikan. Misal, terjadi peningkatan motivasi siswa dalam belajar, meningkatnya sikap positif siswa terhadap mata pelajaran, bertambahnya keterampilan yang dikuasai, adalah merupakan beberapa contoh dari tujuan antara sebagai hasil jangka pendek dari peningkatan praktek pembelajaran di kelas. Sasaran akhirnya adalah meningkatnya mutu pendidikan. 
  • Menumbuhkembangkan budaya akademik di lingkungan sekolah sehingga tercipta sikap proaktif untuk memperbaiki pembelajaran, berdasar pada persoalan-persoalan pembelajaran yang dihadapi guru di kelas.
4.   Menurut Ditjen PMPTK (2010:7) Tujuan utama PTK adalah untuk memecahkan permasalahan nyata yang terjadi di dalam kelas sekaligus mencari jawaban ilmiah mengapa hal tersebut dapat dipecahkan melalui tindakan yang akan dilakukan. PTK juga bertujuan untuk meningkatkan kegiatan nyata guru dalam pengembangan profesinya. Tujuan khusus PTK adalah untuk mengatasi berbagai persoalan nyata guna memperbaiki atau meningkatkan kualitas proses pembelajaran di kelas. Secara lebih rinci tujuan PTK antara lain:
  • Meningkatkan mutu isi, masukan, proses, dan hasil pendidikan dan pembelajaran di sekolah.
  • Membantu guru dan tenaga kependidikan lainnya dalam mengatasi masalah pembelajaran dan pendidikan di dalam dan luar kelas. 
  •  Meningkatkan sikap profesional pendidik dan tenaga kependidikan. 
  • Menumbuh-kembangkan budaya akademik di lingkungan sekolah sehingga tercipta sikap proaktif di dalam melakukan perbaikan mutu pendidikan/pembelajaran secara berkelanjutan.
Mengacu pada tujuan penelitian tindakan kelas diatas maka Output atau hasil yang diharapkan melalui PTK adalah peningkatan atau perbaikan kualitas proses dan hasil pembelajaran yang meliputi hal-hal sebagai berikut.
a.   Peningkatan atau perbaikan kinerja siswa di sekolah.
b.  Peningkatan atau perbaikan mutu proses pembelajaran di kelas.
c.  Peningkatan atau perbaikan kualitas penggunaan media, alat bantu belajar, dan sumber belajar lainya.
d. Peningkatan atau perbaikan kualitas prosedur dan alat evaluasi yang digunakan untuk mengukur proses dan hasil belajar siswa.
e. Peningkatan atau perbaikan masalah-masalah pendidikan anak di sekolah.
f. Peningkatan dan perbaikan kualitas dalam penerapan kurikulum dan pengembangan kompetensi siswa (Mohammad Asrori, 2007:14)
        Beberapa alasan mengapa guru dipandang tepat untuk melakukan penelitian tindakan kelas adalah : 
  1. Guru adalah orang yang paling dekat dan paling akrab dengan kelas. Paling karab karena gurulah yang setiap hari melaksanakan proses pembelajaran di kelas
  2. Guru memiliki otonomi untuk menilai kinerjanya sendiri. 
  3. Interaksi guru dan siswa berlangsung secara unik. Dikatakan unik karena ketika siswa berinteraksi dengan guru tidak akan sama dengan ketika siswa berinteraksi dengan personal sekolah lainnya.
  4. Temuan-temuan penelitian  yang bukan penelitian tindakan kelas tidak jarang sulit bisa langsung diterapkan untuk proses perbaikan pembelajaran. Kadang-kadang temuan penelitian itu terlalu teoritik atau terlalu rumit sehingga guru harus belajar terlebih dahulu atau dilatih terlebih dahulu untuk bisa menerapkan dalam proses pembelajaran di kelas. 
  5. Keterlibatan guru dalam berbagai kegiatan inovatif yang bersifat pengembangan mempersyaratkan guru untuk mampu melakukan penelitian tindakan kelas.
Sumber :
  1. Mohommad Ashori (2007), Penelitian Tindakan Kelas, Bandung : CV Wacana Prima. 
  2. Suyanto. 1997. Pedoman Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Pengenalan Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta: Dirjen Dikti 
  3.  Borg, W.R. Gall,M.D(1997). Education Research. New York : Longman. 
  4.  Suhardjono (2007). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Bumi Aksara
  5. Kasbolah, Kasihani. (1991). Penelitian Tindakan Kelas: Guru sebagai Peneliti. Makalah disajikan dalam Lokakarya PTK Bagi Guru SLTP, MTs, SMU, MA dan SMK se-Kodya Malang. Malang: IKIP.
  6. I Wayan Santyasa (2007). Makalah : Metodologi Penelitian Tindakan Kelas. Disajikan dalam Workshop tentang Penelitian Tindakan Kelas (PTK) bagi Para Guru SMP 2 dan 5 Nusa Penida Klungkung, pada tanggal 30 Nopember s.d 1 Desember 2007 di Nusa Penida. Singajara: UP. Ganesha.
  7. Ditjen PMPTK.(2010).Membimbing Guru Dalam Penelitian Tindakan Kelas Materi Pelatihan Penguatan  Pengawas Sekolah. Jakarta : Kemendiknas.