Berikut ini beberapa prinsip yang harus diperhatikan saat guru memilih media untuk pembelajaran yang akan dilaksanakannya:
Efektivitas Media Pembelajaran
Prinsip utama pemilihan media pembelajaran adalah efektivitas media
pembelajaran dalam mencapai tujuan pembelajaran serta efektivitasnya
dalam membantu siswa memahami materi pembelajaran yang akan disajikan.
Guru harus menimbang-nimbang apakah suatu media pembelajaran yang akan
digunakan lebih efektif bila dibandingkan dengan media yang lain.
Misalnya, pada pembelajaran IPA di SD tentang terjadinya gerhana matahari dan gerhana bulan, siswa perlu memahami posisi matahari, bumi, dan bulan saat melalukan peredaran. Contoh media dalam pembelajaran pada materi ini yang tersedia di sekolah misalnya media pembelajaran berupa gambar dalam bentuk charta dan alat peraga 3 dimensi berupa model peredaran matahari, bumi dan bulan. Guru dalam hal ini memperhitungkan sejauh dan sedalam apa siswa akan belajar jika menggunakan media pembelajaran berupa gambar, dan sejauh serta sedalam apa siswa akan belajar bila media yang digunakan adalah model peredaran matahari, bumi dan bulan. Media dalam pembelajaran yang seharusnya dipilih dapat dilihat dari tujuan pembelajaran yang ingin dicapai serta materi pembelajaran yang diajarkan. Bila guru hanya menginginkan siswa mengetahui posisi matahari, bumi, dan bulan yang segaris, maka media pembelajaran berupa gambar mungkin akan lebih mudah dipahami siswa. Tetapi jika guru ingin siswa mengetahui proses terjadinya gerhana, maka model peredaran matahari, bumi dan bulan tentau lebih baik untuk digunakan.
Selain itu makna efektivitas juga berkaitan dengan biaya yang harus dikeluarkan saat sebuah media pembelajaran dipilih untuk digunakan. Guru bisa mempertimbangkan, apakah biaya yang digunakan untuk menggunakan media pembelajaran tertentu sebanding dengan hasil pembelajaran yang akan diperoleh siswa.
Misalnya, pada pembelajaran IPA di SD tentang terjadinya gerhana matahari dan gerhana bulan, siswa perlu memahami posisi matahari, bumi, dan bulan saat melalukan peredaran. Contoh media dalam pembelajaran pada materi ini yang tersedia di sekolah misalnya media pembelajaran berupa gambar dalam bentuk charta dan alat peraga 3 dimensi berupa model peredaran matahari, bumi dan bulan. Guru dalam hal ini memperhitungkan sejauh dan sedalam apa siswa akan belajar jika menggunakan media pembelajaran berupa gambar, dan sejauh serta sedalam apa siswa akan belajar bila media yang digunakan adalah model peredaran matahari, bumi dan bulan. Media dalam pembelajaran yang seharusnya dipilih dapat dilihat dari tujuan pembelajaran yang ingin dicapai serta materi pembelajaran yang diajarkan. Bila guru hanya menginginkan siswa mengetahui posisi matahari, bumi, dan bulan yang segaris, maka media pembelajaran berupa gambar mungkin akan lebih mudah dipahami siswa. Tetapi jika guru ingin siswa mengetahui proses terjadinya gerhana, maka model peredaran matahari, bumi dan bulan tentau lebih baik untuk digunakan.
Selain itu makna efektivitas juga berkaitan dengan biaya yang harus dikeluarkan saat sebuah media pembelajaran dipilih untuk digunakan. Guru bisa mempertimbangkan, apakah biaya yang digunakan untuk menggunakan media pembelajaran tertentu sebanding dengan hasil pembelajaran yang akan diperoleh siswa.
Taraf Berpikir Siswa
Media pembelajaran juga harus dipilih berdasarkan prinsip taraf berpikir
siswa. Benda-benda yang bersifat konkret lebih baik digunakan sebagai
media pembelajaran bila dibandingkan media yang lebih abstrak. Demikian
pula media pembelajaran yang kompleks dari segi struktur atau tampilan
akan lebih sulit dipahami dibanding media pembelajaran yang sederhana.
Contoh media pembelajaran di SD untuk struktur organ-organ dalam
tubuh manusia haruslah tidak serumit media pembelajaran untuk siswa SMP
dan SMA. Media pembelajaran yang sering digunakan untuk materi ini
misalnya torso (model 3 dimensi) atau gambar. Walaupun sama-sama
menggunakan gambar atau torso, tetapi tingkat kerumitan (kompleksitas)
gambar dan torso harus dibedakan. Media pembelajaran di SD tentunya
tidak boleh serinci media pembelajaran untuk siswa SMP dan SMA.
Jika tingkat kerumitan dan kompleksitas media pembelajaran tidak disesuaikan dengan taraf berpikir siswa maka bisa berakibat siswa bukannya makin mudah memahami, alih-alih semakin bingung dan tidak fokus pada tujuan dan materi pembelajaran hingga tidak dapat memperoleh hasil pembelajaran yang diharapkan.
Jika tingkat kerumitan dan kompleksitas media pembelajaran tidak disesuaikan dengan taraf berpikir siswa maka bisa berakibat siswa bukannya makin mudah memahami, alih-alih semakin bingung dan tidak fokus pada tujuan dan materi pembelajaran hingga tidak dapat memperoleh hasil pembelajaran yang diharapkan.
Interaktivitas Media Pembelajaran
Prinsip ketiga yang harus diperhatikan dalam pemilihan media dalam
pembelajaran di kelas adalah interaktivitas. Seberapa besar kemungkinan
siswa dapat berinteraksi dengan media pembelajaran? Makin interaktif
media, makin bagus media pembelajaran itu karena lebih mendorong siswa
untukterlibat aktif dalam belajar.. Misalnya, saat mengajar materi
tentang operasi hitung bilangan bulat, contoh media dalam pembelajaran
di SD yang dapat digunakan adalah video tentang bagaimana cara melakukan
operasi hitung bilangan bulat atau guru dapat juga menggunakan media
pembelajaran multimedia interaktif pembelajaran mandiri tentang operasi
hitung bilangan bulat. Bila siswa diberikan tontonan video, tentunya
interaksi yang terjadi antara siswa dengan media pembelajaran hanya satu
arah saja: dari media ke siswa. Sedangkan bila menggunakan media
pembelajaran berbentuk multimedia interaktif yang dioperasikan pada
sebuah komputer, maka interaksi siswa dengan media tentu lebih tinggi.
Dalam hal ini, maka media yang paling cocok untuk dipilih adalah media
pembelajaran dalam bentuk multimedia interaktif.
Ketersediaan Media Pembelajaran
Guru boleh saja berangan-angan menggunakan media pembelajaran yang
sangat efektif untuk mencapai tujuan pembelajaran, sesuai dengan materi
pelajaran, dan interaktivitasnya tinggi. Tetapi jika media yang
sedemikian tidak tersedia, tentu juga sia-sia. Media yang dipilih saat
merancang pembelajaran secara logis sudah tersedia di sekolah, atau
paling tidak bila tidak dimiliki masih dapat diperoleh dengan mudah,
misalnya dengan meminjam atau membuat sendiri. Jumlah media yang akan
digunakan juga harus diperhitungkan dengan jumlah siswa di kelas. Bila
media pembelajaran digunakan bukan secara klasikal, tetapi secara
berkelompok atau individual, maka jumlah media pembelajaran yang
tersedia harus mencukupi.
Minat Siswa Terhadap Media Pembelajaran
Penting sekali bagi guru untuk memperhatikan prinsip pemilihan media
yang satu ini: minat siswa.Sebuah media pembelajaran sangat berpengaruh
pada minat siswa. Ada media-media pembelajaran yang dapat membangkitkan
minat siswa jauh lebih baik bila dibanding menggunakan media
pembelajaran lain. Misalnya, pada pembelajaran Bahasa Indonesia contoh media pembelajaran di SD
yang digunakan untuk mengajarkan jenis-jenis kata (kata sifat, kata
benda dan kata kerja) guru dapat menggunakan kartu-kartu berukuran 10 x 8
cm. Kartu-kartu yang hanya memuat contoh kata yang harus diidentifikasi
siswa apakah merupakan kata kerja, kata benda, atau kata sifat tentu
kurang menarik bila dibandingkan dengan kartu-kartu serupa tetapi
memiliki variasi berupa ditambahkannya gambar-gambar kartun yang
familiar dengan siswa terkait kata yang ditulis pada kartu tersebut
dengan warna-warna yang semarak.
Kartu mana yang lebih menarik buat siswa? |
Kemampuan Guru Menggunakan Media Pembelajaran
Sebagus apapun media, misalnya media pembelajaran interaktif berbasis
komputer, tentu tidak akan efektif bila guru sendiri memiliki
keterbatasan dalam hal kemampuan menggunakannya. Media pembelajaran yang
dipilih harus dapat digunakan oleh guru dengan baik. Sebenarnya kendala
kemampuan guru dalam mengoperasikan suatu media pembelajaran dapat saja
diatasi apabila guru yang bersangkutan memiliki kemauan untuk belajar
menggunakan media pembelajaran tersebut.
Alokasi Waktu
Isu ketersediaan waktu dalam pembelajaran memang sangat krusial. Guru
selalu dikejar waktu untuk menyelesaikan tuntutan kurikulum. Oleh karena
itu, penggunaan media pembelajaran yang notabene efektif untuk mencapai
tujuan pembelajaran, mempunyai relevansi yang baik dengan materi
pelajaran, dan berbagai kelebihan lainpun kadang-kadang terpaksa harus
dikesampingkan bilamana alokasi waktu menjadi pertimbangan yang penting.
Akan tetapi ketersediaan waktu seringkali bisa disiasati dengan
berbagai cara berdasarkan pengalaman yang telah dimiliki oleh guru.
Fleksibelitas (kelenturan) Media Pembelajaran
Prinsip pemilihan media pembelajaran berikutnya adalah fleksibelitas.
Media pembelajaran yang dipilih oleh guru untuk kegiatan belajar
mengajar di kelasnya seharusnya memiliki fleksibelitas yang baik. Media
pembelajaran itu dikatakan mempunyai fleksibelitas yang baik apabila
dapat digunakan dalam berbagai situasi. Kadangkala, saat proses
pembelajaran berlangsung terjadi perubahan situasi yang berakibat tidak
dapat digunakannya suatu media pembelajaran. Contoh media pembelajaran
yang menggunakan sumber energi untuk pengoperasiannya kadangkala justru
dapat menghambat kegiatan pembelajaran yang sedang berlangsung bila
aliran listrik mati.
Keamanan Penggunaan Media Pembelajaran
Bagi anak-anak SD atau TK, kadangkala guru harus hati-hati memilih media
pembelajaran. Ada media pembelajaran yang kalau tidak hati-hati dalam
penggunaannya dapat mengakibatkan kecelakaan atau siswa terluka. Media
pembelajaran yang dipilih haruslah media pembelajaran yang aman bagi
mereka sehingga hal-hal yang tidak diinginkan saat kegiatan pembelajaran
sedang berlangsung tidak terjadi.Contoh media pembelajaran di SD yang
kurang aman misalnya penggunaan alat-alat yang mudah terbakar, tajam
(mudah melukai) atau panas, atau bahan-bahan kimia bersifat korosif.
Kualitas Teknis Media Pembelajaran
Media pembelajaran, seringkali harus dirawat dengan dengan baik.
Perawatan media pembelajaran dapat mempengaruhi kualitas teknis media.
Kualitas teknis media pembelajaran juga dapat ditentukan oleh kualitas
produksi media oleh suatu produsen. Jika di sekolah tersedia media
pembelajaran yang sejenis tetapi diproduksi oleh beberapa produsen, maka
sebaiknya guru memilih yang sekiranya memiliki kualitas teknis terbaik,
misal dari segi keterbacaan tulisan atau gambar, komposisi warna,
ketelitian alat, dan sebagainya.
Demikian tulisan tentang prinsip-prinsip memilih media dalam pembelajaran, semoga dapat bermanfaat untuk anda.